Buka Toko Online? Apa Toko
Offline ya??
Bisnis Online sekarang sudah menjamur. Ditambah dengan banyaknya akses melalui gadget ataupun smartphone sangat memudahkan penjualan dan pemasaran bagi online seller (penjual toko online)
tapi kita masih belum bisa mungkir dari kenyataan bahwa keberadaan toko offline masih lebih mendapat kepercayaan dari konsumen, pasalnya toko online sekarang sudah banyak yang tidak jujur.
Toko Online saat ini harus mulai menyadari adanya kepuasan pelanggan yg lebih lebar daripada offline
- Memuaskan supplier
- Memuaskan konsumen dan
pelanggan
- Memuaskan informasi
unidentified, misal dari YM, BBM, Email, yg itu bisa saja pesaing kita
Jika pertumbuhan Toko Online adalah sesuai dengan filosofi bisnis era digital, seperti dalam materi seminat marketing di jakarta kemaren, bahwa dlam era digital posisi penjual dan pembeli bisa berganti/bertukar dalam waktu singkat bahkan satu jam. Misal saya beli baju ke Toko Online BCGm kemudian setelah saya pelajari ternyata di selah rumah saya juga menjua baju itu bahkan produsen dengan harga yang lebih murah, kemudian saya bisa ballik menawarkan ke Toko BCG untuk menjadi supplier.
Dalam dunia onlilne copy paste ide mudah dilakukan, ketika zaman konvensional maka untuk membandingkan 50 toko busana muslim mungkin butuh waktu lama mengunjunginya, bisa berhari2, ternasuk membandingkan harga, namun di media online membandingkan 50 toko apalagi yang online bisa cukup beberapa jam, termasuk harga, stok, koleksi, dll
Dari dasar iitu untuk menjawab ibu Imawati,
Rekanan tetap 1 tahun : kemitraan
Toko onlilne Ibu langsung saja menjadi rekanan tetap, minimal 1 tahun, katakan ada kalimat 1 tahun, kenapa? Karena suppliernya adalah tetangga dekat, sehingga ada kemudahan dan kepastian volume produksi, jika perusahaan tetangga ini ada gejala mau bangjkrut pun kita sudah antisipasi, beda dengan supllier yang jauh dari pengamatan kita, bisa saja tau2 tidak produksi, padahal kita masih menawarkan di toko online kita.
Proses Pengajuan
Hari Sabtu lalu saya dan istri juga Ibu saya menuju satu Pondok pesantren salaf yang santrri dan pengurusnya menghidupi dengan kerajinan2, kemudian ada kerjasama bahwa istri saya akan menjadi rekanan penjualan online, beberapa hal yang kami persiapkan :
- Kami menguji apakah produk yg
akan kita ajak kerjasama adalah produk prospek, bisa memanfaatkan beberapa
tool nya google untuk mengeceknya
- Kami melakukan pengamatan
kepada toko online yang sudah ada, baik service, harga, cara pengiriman,
dan garansi
- Jika nomor 1 dan 2 sudah kita
kuasai maka barulah kita datangi produsen terebut, tetapi ketika kita
datang tidak dalam keadaaan yang "nol" informasinya karena kita
sudah mengantongi informasi pasar, dari langkah 1 dan 2
- Kerjasama harga khusus, diskon,
harga ambilan, sistem pembayaran dll sebaiknya di bahas secara lisan
dahulu, baiknya kita menjadi pendengar yang baik dahulu, agar tau
kira-kira peluang kerjasama nya terbuka atau masih ragu2, juga dari sana
kita tahu apakah produsen ini sedang terkendala volume produksi atau tidak
misal ada kalimat : "wah kami melayani ekport saja kewalahan ini,
bahan baku tersendat" . Itu misal kalimat yang menandakan ada beberapa
hal yang awalnya kita positif akan suksesnya usaha, tetapi ada
kendala dalam bahan baku ternyata.
- Dalam kelanjutan diskusi dengan
produsen di Ponpes salaf tersebut, kami bahasa banyak hal, semua masih
lisan, tetepi kami saling mengisi. Saling mengisi ini karena kami sudah
survey sebelumnya di online. Setelah ada lisan, maka kami tawarkan
kerjasama, pada lain hari kami menyiakan surat pernyataan menjadi mitra,
inti dari surat itu adalah kita tidak akan menyalahagunakan kepercayaan
dalam kerjasama, dam kami berhak memposisikan sebagai agen
resmi/reseller produk2 tersebut di media online. Cukup surat nota
kesepahaman ini saja, jika memang beberapa hal tidak perlu diatur secara
rumit.
- Menjalin kerjasama dengan
produsen kerajinan, fashion dll beda kerjasama dengan agen utama sebuah
produk elektronik, modem dll, karena biasanya produk elektronik supplynya
lebih bisa ditebak, setidaknya stabilitas kiriman ada standarnya, karena
antara produsen dan agen berusaha saling menghidupi, habis di toko satu
bisa nyari di toko lain, beda dengan kerajinan, bahkan toko online istri
saya pernah tiba2 produsen tersangkut masalah keluaga, langsung ngambeg
tidak produksi lagi, yang artinya stabilitas supply beda dengan produk2
profesional di elektronik dll
- Penguatan promosi online wajib dilakukan
secara harian, saya mengatur bahwa utk Visimaster sendiri tidak melakukan
penggunaan media, seperti FB, Twitter dll untuk mendukung penjualan dan
menjaga pasar, kami hanya main safe+ minimalis, namun untuk usaha keluarga
saya, semua kami lakukan, bahkan micro promotion ada SOPnya yang wajib
dilakukan setiap pagi hari. Semua cara kami lakukan, bahkan SEO tingkat
tinggi yang digunakan melebihi untuk Visimaster sendiri. Dan memang nama
usaha jarang dipublish secara lokal, kami hanya terbuka dalam promosi
untuk segmen yang kita tuju, untuk hemat waktu dan biaya promosi. Yah
mungkin seperti kita rasakan dari produk lain yang segmented, misal kira
jarang mendapakan promosi Mobil Mercedes Benz, tapi sering untuk movbil
suzuki dll, kita jarang mendapatkan penawaran mobil truk dump, tetapi
mungkin sering menerima brosur untuk mobil pickup. Artinya promosi
maksimal tetapi segmen harus jelas, layaknya snipper sang penembak jitu,
hemat peluru dan tenaga, tidak seperti Rambo yang buang2 peluru, biaya,
waktu dan tenaga.
Ini dulu dari saya, sekedar sharing, belajar bersama-sama.
No comments:
Post a Comment